Kebanyakan
teman-teman food blogger mbikin cake yang menggunakan pisang saat punya pisang
yang sudah terlalu matang sehingga kalau dibiarkan akan berakhir menjadi pisang
busuk padahal beli pisangnya rada-rada mahal. :D. Wah, kasihan sekali teman-teman.
Andai saya bisa mengirimkan pisang lewat internet, dah saya bagi-bagi tuh ke
teman-teman dan mbak-mbak IDFB. Kenapa? Apakah saya punya cukup uang untuk
membeli pisang untuk semua sahabat dunia maya? Jawabannya, tidak
saudara-saudara. Bahkan kalau disuruh beli pisang untuk saya sendiri, saya
bakal pikir-pikir dua kali mbelinya jika memang harga pisang mahal. Nah,
alasannya adalah, Alhamdulillah saya punya banyak pohon pisang. Ada pohon,
tentu insyaAllah ada buahnya. Hehe, #berteletele. #tabok
Hal
yang paling harus saya syukuri adalah, pohon pisang yang berbuah itu letaknya
di sebelah kamar saya. Ihihihi, coba bayangkan betapa bosannya sukanya saya
dengan pisang. Kan, yang namanya pisang, sebelum pohon induknya mati dia sudah
mempersiapkan tunas barunya, kan? Jadi, sejak saya SD, kalau buka jendela pasti
selalu disambut pohon pisang. Maka, prosesi membuka jendela akan menjadi lebih
indah dan menenangkan saat salah satu pohon pisang berbuah. ^_^
Mungkin
karena stok pisang yang melimpah, saya tidak begitu sumringah dan ngiler saat
melihat resep masakan yang berbahan pisang. (Lho, harusnya sebaliknya, ya.) Tapi, kalau pisangnya dicampur
keadonan coklat, ah ini cerita lain. Saya harus coba, saudara-saudara. Sebelumnya,
sudah pernah dicoba Rich n Moist chocolate Banana Cake yang Alhamdulillah
nikmat. Keberhasilan proses, hasil serta rasa Banana cake itu bikin saya
termotivasi untuk browsing-browsing resep pisang lagi. Nah, syukurlah saya
berteman dengan mbak-mbak yang jago masak dan punya ide-ide brilliant untuk
kreasi dapurnya. Jadi, pas mbak Citra Ummu Fatima posting tentang Brownies Pisang, hari
itu juga saya langsung coba eksekusi di dapur Azed Culinary. Alhamdulillah
enak. Nyaaam. Syukron jazakillah resepnya, Ummi… :)
Oia,
di resep aslinya, Ummu Fatima menggunakan tepung ketan+maizena karena memang
Ummunya Fatima senang sama yang gluten free. Mungkin karena sedang hamil ya,
mbak? Berhubung saya nggak punya tepung ketan dan nggak sedang hamil, jadi
nggak masalah mbikinnya pakai tepung terigu. Awalnya saya pikir tetap harus
menggunakan maizena, tapi setelah konsul ke Mbak Citra, baru deh dapat solusinya. Kalau
teman-teman berminat sama resep-resep yang gluten free ataupun no food
addictive, di blognya Mbak Citra banyak tuh. Tafadhol dikunjungi.
Brownies Pisang
By: Dan Azed (Source: Ummu Fatima)
By: Dan Azed (Source: Ummu Fatima)
Bahan :
100 ml minyak sayur
120 gr dark cooking chocolate (DCC) , potong kecil2
2 btr telur
80 gr gula pasir
100 gr tepung terigu
200 gr pisang cavendish atau pisang
ambon (yang sudah dikupas kulitnya), lumatkan
25 gr coklat bubuk
Taburan :
kacang tanah yang sudah digoreng/oven, tumbuk kasar (skip coz gak
mau repot :D)
Cara membuat :
1. Panaskan oven 180 deg C
2. Panaskan minyak sayur sebentar, masukkan DCC,
aduk rata hingga DCC leleh. Biarkan hingga dingin. (Note dr Ummi: panaskan minyaknya sebentar aja, klo terlalu panas, DCC nya bisa
mringkil2)
3. Campur tepung beras, maizena dan coklat bubuk,
ayak, sisihkan.
4. Mixer telur dan gula dengan kecepatan tinggi
hingga mengembang (tidak perlu sampai kental). Kecilkan kecepatan mikser
menjadi 1, lalu tambahkan campuran tepung dan coklat bubuk. Aduk hingga rata
(asal rata).
5. Masukkan pisang, aduk kembali hingga rata.
5. Masukkan pisang, aduk kembali hingga rata.
6. Selanjutnya masukkan masukkan campuran DCC dan
minyak sayur. Aduk kembali hingga rata.
7. Tuang di loyang persegi 18 cm yang sudah dioles
margarin/minyak, taburi kacang tanah tumbuk.
8. Oven hingga matang dengan suhu 180 derajat
selama 25-30 menit atau hingga matang.
Betul deh kata Ummi, rasa n tekstur brownies ini bikin surprise. Enak Enak Enak. :D
Busway, eh maksudnya by the way, saya baru ingat kalau resep ini saya bakar menggunakan double pan, makanya jadi tipis begitu. (Rada hangus juga sih, soalnya ini pertama kalinya baking pakai double pan 8), jadi belum tahu harusnya dibakar berapa menit dan dengan api gimana :D)
Busway, eh maksudnya by the way, saya baru ingat kalau resep ini saya bakar menggunakan double pan, makanya jadi tipis begitu. (Rada hangus juga sih, soalnya ini pertama kalinya baking pakai double pan 8), jadi belum tahu harusnya dibakar berapa menit dan dengan api gimana :D)
No comments:
Post a Comment